Hari pertama sang ustad
menginjakkan kaki di SMA Islam Az-Zahra. Ustad yang sering kami sapa dengan
panggilan Ustad Dedi. Beliau membimbing kami dalam melafaskan setiap kata
perkata dari ayat-ayat Al-Qur’an. Dimulai dari membaca ta’awus, basmalah hingga
sodaqoallah hulazim. Hari ini kami dibimbing untuk membaca surah-surah pendek
mulai dari Ad-Duha, Al-Alaq dan Al-Bayyinah. Dan hari ini cukup sampai disini,
waktu yang kurang lebih hanya 1 jam setengah, membuat kami sangat bengitu
singkat dalam melafaskannya.
Hari
kedua dimana kami dibimbing untuk melafaskan surah Al-Ahzab (ayat 21-22), hari
dimana anggota rohis begitu lumayan banyak dan mereka memang berkemauan keras
untuk dapat membaca Al-Qur’an dengan bernada. Surah ini kami baca sampai ayat
ke-25 disetiap pertemuan.
Namun…tanpa
disadari sedikit demi sedikit mereka yang berkeinginan membaca pun sirna. Dari sekitar 25 orang hanya tersisah 11
orang. Sangat begitu sepi keadaan ruangan dihari ini. Besoknya, kami melakukan
perekrutan anggota rohis. Pintu demi pintu kami buka, setiap kelas kami
datangi, dengan niat yang kuat dalam diri untuk mengajak kembali mereka yang
mungkin berkeinginan bergabung dan belajar bersama seperti dulu. Setelah kami
data. Tak banyak dari mereka yang ikut dalam ekskul rohis ini hanya sekiar 5
orang yang memang mereka ingin mengikuti kegiatan Rohis.
Satu, Dua hari kami lalui
dengan membaca dan mempelajari ayat-ayat Al-Qur’an. Sampai suatu ketika Guru
kesayangan dan kebanggan kami memutuskan untuk tidak dapat mengajar lagi di SMA
Islam Az-Zahra, beliau bernama lengkap Satibi Darwis yang akrab di panggilan
dengan sebutan ”ABI”, beliau adalah guru bahasa arab sekaligus pembina ekskul
Rohis. Kami sangat-sangat mengagumi beliau. Ia adalah sosok guru yang selalu
memberikan kami motivasi untuk selalu istiqomah, ia selalu siap sedia
mendengarkan ocehan dan celotehan kami serta unek-unek yang selalu kami pendam
dan beliau siap memberikan saran-saran yang membangun. Sungguh sangat sulit
mencari sosok guru yang Berwibawah, Bersahajah, Soleh, Sabar, Beriman dan
Bertaqwa. Sunguh bila kami disuruh untuk menguraikan kata mungkin lebih dari
satu juta kertas kami uraikan demi guru tercinta kami (^_^). Kepergian beliau
selalu membuat aku dan teman-teman berderu air mata, setiap detik, menit, jam.
Terngiang dalam benak dan sorot mata. Teringat saat-saat kami bersama,
bercanda gurau, menangis bersama.
Pernah saat kami ingin
melaksanakan sholat duhur berjamah di sebuah masjid, kami teringat saat Abi
menyuruh merapatkan syaf, pernah saat seusai sholat dhuha bersama, kami
teringat canda tawa beliau saat diperjalanan menuju masjid. Deru air mata tak henti menetes. Sampai
di suatu hari ekskul Rohis terhenti sejenak dan lama kami tak lagi dibimbing
oleh ustad dedi.
Beberapa hari berlalu
setelah kepergian Abi, kami kembali menjalankan kegiatan ekskul Rohis. Namun
yang selalu kami sesalkan kepada mereka anggota Rohis yang berkeinginan
berdiskusi bersama, mereka selalu membuat alasan-alasan yang tak masuk akal
untuk tidak menghadiri kegiatan ini, telah kami ajak dengan sabarnya kami
memanggil dan mendatangi mereka satu persatu, naik turun tangga demi
mengajak mereka untuk belajar berdiskusi rohis bersama, namun apa?? mereka
mengangapnya itu biasa. Masya’allah.. sungguh dalam diri mereka hanyalah
kepopuleran, saat ada acara baru muncul, coba....saat mereka diajak untuk
belajar bersama! Belajar mengenai islam.
Kami
para anggota inti dari eksul Rohis, sempat dibuat binggung karena pembina Rohis
yang selalu berganti dan belum sempat terganti, kami seperti anak terlantar
yang tak ada pembina. Sampai pada akhirnya sosok seorang perempuan yang sabar
dan istiqomah pun ditunjuk sebagai pembina Rohis kami. Beliau bernama lengkap
Nila Kartika yang sering akrab dipanggil dengan sebutan Ibu Tika. Beliau
mengajar sebagai guru bahasa indonesia sekaligus pembina Rohis SMA Islam
Az-Zahra.
Mulai saat itu Ekskul kami
kembali aktif dengan jumlah 6 anggota itupun hanya terdiri dari Dwi(ketua),
Indah(Wakil 1) Wahid(Wakil 2), Median(Bendahara), Zahara(Humas),
Romi(Sekretaris) : tim inti ekskul Rohis. Sungguh menyedihkan...
Namun seiring berjalannya
waktu, satu, dua orang pun berkeinginan masuk sebagai anggota Rohis mereka
adalah Raka, Syifa, Novita, Fajar dan Darmawan, dengan sangat bangga kamipun
kembali dibimbing dengan Ustad Dedi. Dengan sabarnya ia selalu mengajari kami,
baik dalam berdiskusi maupun qiro’at. Subhanaallah....
Dengan setia ia datang dan
membimbing kami, namun dengan berjalanya waktu. Ustad Dedi pun memutuskan untuk
tidak membimbing kami lagi, karena jadwalnya yang mungkin sedikit bertumburan
maka ustad dedi pun berhenti mengajar kami. Dibalik itu semua Allah swt memiliki
rencana yang tidak kita ketahui untuk beliau. Semoga kedepannya beliau sukses mengapai impian yang orang tuanya Cita-citakan.
Amin....
------------------------------------------------SEKIAN------------------------------------------CERITA DAN KISAH YANG PERNAH KUALAMI BERSAMA MEREKA DAN KALIAN (Memori)
by : Dwi Rahayu
by : Dwi Rahayu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar